STILL
LOVING YOU
Author
: Icha Z. Octavianna (SanSan) / @KENzeira
Facebook
: http://www.facebook.com/icha.z.octavianna
Cast
:
-
Kyuhyun as Cho
Kyuhyun
-
Yura as Hwang Ji
Hyun
Rating
: PG16
Genre
: Romance & Hurt/Comfort
Disclaimer
: Characters belongs to themselves, God, their parents, and whatever~
—Inspiration
by A Beautiful Mind—
Happy
Reading
.
.
.
Kita hanya semu, berdiam di balik hari selanjutnya.
Walau kau membisu, waktu tetap berjalan apa adanya.
Kita hanya takdir, tinggal di atas detik yang berlalu.
Walau kau berpaling, aku tetap berdiam mengikutimu.
Kita hanya angan, untuk akal sehat dan keseimbangan.
Walau kau membatu, kanvasku tetap lukiskan wajahmu.
Kita hanya hidup, berjalan dengan pikir dan
perasaan.
Tak perduli kau berbeda, aku tetap disini dan
mencinta.
.
.
.
Laki-laki
dengan postur tubuh tinggi itu berdiri di depan pintu, sebuah pintu yang
terbuat dari kayu dengan ukiran indah yang menghubungkannya dengan sebuah
ruangan. Cho Kyuhyun—nama laki-laki itu—hanya diam terpaku tanpa ada niatan
untuk menekan handle pintu. Tidak, ia
bukan tidak berniat, hanya saja ia masih perlu mengumpulkan energinya untuk
menghadapi seseorang di balik pintu itu.
Kyuhyun
menghela nafas panjang untuk ia hembuskan perlahan. Setelah dirasa mampu
menghadapi sosok kecintaannya, ia pun tersenyum lebar dan menekan handle pintu tersebut.
Sosok
cantik yang tengah duduk di tepi ranjang itu memandang kosong pada sebuah
objek, seolah objek itu adalah hal yang paling menarik di dunia. Yeah… Di
dunianya. Laki-laki itu tetap mempertahankan senyumannya, lalu ia melangkah menghampiri
perempuannya dan duduk di sampingnya.
“Kau
sedang apa, sayang?” tanya Kyuhyun sambil memeluk gadis cantik yang berstatus
sebagai istrinya itu. Tak ada jawaban yang sangat ingin di dengar Kyuhyun.
Hwang Ji Hyun—nama perempuan itu—bahkan tak merespon pelukan yang disuguhkan
laki-laki di sampingnya. Ji Hyun hanya diam seribu bahasa, bak boneka tak
memiliki nyawa.
“Apa
kau menikmati pagi hari yang indah ini, hm? Kau menyukai hujan, bukan? Lihatlah
keluar jendela, sayang. Hujan rindu saat di mana mata indahmu terpaku
memandangnya. Terlebih saat kau mencoba menghitung rintik-rintiknya. Tidakkah
kau rindu saat-saat seperti itu?” Kyuhyun tak menyerah. Ia selalu mencoba
mengajak bicara perempuan yang sudah tiga tahun menjadi istrinya itu.
Dan
hasilnya selalu seperti ini. Tak ada respon sedikitpun. Hwang Ji Hyun tetap
bergelut dengan dunianya, tanpa peduli lingkungan sekitarnya. Ia tetap menjadi boneka
cantik yang kehilangan jiwanya—sekalipun raganya masih di sana.
Kyuhyun
menggenggam jemari kecil itu, sesekali ia memainkannya, mengusapnya, bahkan
menciuminya. Entahlah… Tangan milik laki-laki itu kini bergetar seiring dengan
bahunya yang juga bergetar. Sekuat tenaga Kyuhyun menahan air matanya untuk
tidak mengalir saat itu juga. Ia berusaha menahan isakannya dengan menggigit
bibir bawahnya.
Pikirannya
melayang ke masa lalu. Masa di mana perempuan kecintaannya masih bisa
tersenyum, tertawa, dan selalu ceria. Masa yang Kyuhyun asumsikan sebagai masa
paling bahagia dalam hidupnya.
Hwang
Ji Hyun yang rajin membuat berantakan seluruh dapurnya, entah itu di pagi hari
maupun malam hari. Perempuan yang selalu membuatkan masakan dengan rasa paling
aneh untuknya, perempuan yang terbiasa menarik selimut tebalnya ketika matahari
sudah meninggi, perempuan yang selalu ada untuknya, selalu ada untuk Cho
Kyuhyun.
Setiap
suara jernih tawa gadis itu membuat Kyuhyun candu, membuat laki-laki itu selalu
merindu. Namun, sekarang semua itu masa lalu. Karena kini Ji Hyun-nya sudah
seperti boneka kayu. Tak dapat merespon apapun yang Kyuhyun mau.
Semua
ini karena sebuah insiden kecelakaan yang mengenaskan. Saat di mana Kyuhyun dan
Ji Hyun bersama dalam satu mobil. Mobil tersebut dikemudikan oleh Kyuhyun, dan
dalam hitungan detik semua kebahagiaan itu lenyap seketika.
Laki-laki
itu—Cho Kyuhyun hanya mengalami memar-memar. Lain halnya dengan sang istri, Ji
Hyun mengalami Stupor Katatonik. Disfungsi otak yang terjadi akibat hantaman
keras di bagian kepalanya dan trauma berat yang dialaminya. Stupor Katatonik
dapat didefinisikan sebagai keadaan di mana di penderita tidak bergerak sama
sekali dan gejala-gejala psikomotor lainnya.
Selama
hari-hari yang menyakitkan itu, Kyuhyun hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri.
Semuanya ia salahkan pada diri sendiri. Ia berpendapat bahwa kecelakaan itu
karena kelalaiannya, meski sesungguhnya semua itu murni karena kecelakaan lalu
lintas. Satu bulan penuh laki-laki itu mengurung diri di dalam kamarnya,
menyelami nasib dalam hidupnya yang entah kenapa tidak seberuntung kebanyakan
orang.
Ibunya
tak bisa memberi dukungan banyak, wanita setengah abad itu hanya bisa
mengingatkan putranya untuk tidak melupakan makan. Selama satu bulan itulah
sang ibu melayani segala keperluan putranya.
Waktu
yang terasa seperti kura-kura yang lamban berjalan itu tak kunjung
mengembalikan Ji Hyun keluar dari penderitaannya. Satu tahun sudah semuanya
berlalu. Gadis itu tetap seperti batu. Bahkan sepoi angin yang masuk dari
jendela dan memainkan anak rambutnya pun tak membuatnya terganggu.
Cho
Kyuhyun menangkup wajah Ji Hyun, membuat dua wajah itu saling berhadapan. Mata
indah itu kini terarah padanya, namun kekosongan masih tersimpan di sana.
Laki-laki itu seolah sedang bercermin, memandang bayangan dirinya yang
terefleksi dalam permukaan mata indah milik Ji Hyun.
“Apakah
kau tahu, sayang? Ibu ingin aku menikah lagi. Ia masih mengharapkan seorang
cucu dari putra bungsunya—dariku. Tetapi… dengan tegas kukatakan, aku tak bisa
menikah dengan gadis lain. Tak perduli gadis itu secantik bidadari, karena
seperti apapun gadis pilihan ibu, kau tetap bidadari untukku.” Rupanya Kyuhyun
masih berusaha mengajak bicara istrinya.
Entahlah…
Sudah beribu kalimat yang Kyuhyun keluarkan untuk memanggil Ji Hyun dari
dunianya—sejak ia mulai memberanikan diri menghadapi istrinya. Namun, sang dewi
fortuna tak kunjung memberikan sepercik keberuntungannya.
Laki-laki
itu tersenyum hangat, senyum yang membuat gadis manapun luluh lantak. Dengan gerakan
perlahan ia mendekatkan wajahnya dan menempelkan bibirnya pada bibir kasual Ji
Hyun. Sepasang membran mukosa itu terasa dingin di bibir Kyuhyun. Laki-laki itu
mencoba membuatnya menjadi hangat. Ia memberikan ciumannya yang lembut tanpa
menuntut.
Cho
Kyuhyun melepas pagutannya. Sepasang manik hitamnya kembali memandang wajah
cantik istrinya.
“Aku
tak memaksamu bicara, sayang. Karena aku tahu, dalam diampun kau masih
mendengarku.” Kyuhyun membuang nafas sejenak lalu meraih bahu Ji Hyun untuk ia
bawa kembali dalam kehangatan sebuah pelukan.
“Kau,
Hwang Ji Hyun, kau tetap bidadariku. Kau hanya sedang terluka karena aku
mematahkan sayapmu. Setidaknya itu lebih baik dari pada aku kehilanganmu seumur
hidupku. Tak perduli seberapa lama aku menunggumu, aku akan tetap di sini—di
sampingmu. Akan tetap mencintai Ji Hyun-ku. Aku masih dan akan tetap
mencintaimu.”
Hening
sejenak.
“Hm,”
Kyuhyun
tertegun. Barusan Ji Hyun meresponnya meski hanya sebuah gumaman. Laki-laki itu
mengeratkan pelukannya. Air matanya meleleh saat itu juga bersamaan dengan
kebahagiaan yang ia yakin agar segera kembali menjamah hidupnya.
—END—
SanSan’s
Note: Kesamaan tempat, ide
cerita, dan pengaturan kata-kata merupakan ketidaksengajaan semata. Fanfict ini
terinspirasi dari salah satu film dengan perbedaan cerita dan pengangkatan
tokoh peran utama. RCL? ^^
Friday,
May 10, 2013
—SanSan—
GILA!!!! ff sebagus ini nggak ada yang komment. yang bener ajaaa ini mah bagus bangeeeettttttt huaaaaa kata2nya rapi. tata bahassanya full baku. nggak rampung sama sekali. keren dehh
BalasHapusngengomong. aku baru nemu blog ini... aku langsung suka sama ceritanya. sedih-sedih bikin geregetan gimanaaaa gitu. ekekek
dapat ide dari pilm apa, ya? *kepo
aku suka. gimana kalau dibikin sekuell??? semisal saat-saat kebahagiaan mereka gituuu *apeng
ngengomong... hebat lahh pokoknya. aku suka. like it ^^
GILA!!!! ff sebagus ini nggak ada yang komment. yang bener ajaaa ini mah bagus bangeeeettttttt huaaaaa kata2nya rapi. tata bahassanya full baku. nggak rampung sama sekali. keren dehh
BalasHapusngengomong. aku baru nemu blog ini... aku langsung suka sama ceritanya. sedih-sedih bikin geregetan gimanaaaa gitu. ekekek
dapat ide dari pilm apa, ya? *kepo
aku suka. gimana kalau dibikin sekuell??? semisal saat-saat kebahagiaan mereka gituuu *apeng
ngengomong... hebat lahh pokoknya. aku suka. like it ^^
Ceritanya ngegantung, sequel dong jeball
BalasHapus