Jaejoong’s Problem
© KENzeira
Disclaimer
: The plot is mine, characters belongs to themselves, God, their parents, and
whatever
Warnings
: Yaoi, typo(s), OOC, and many more
Genre
: Romance and Drama
Rate
: K+
YunJae
FanFiction, don’t like? Just leaving the page^^
~ Happy Reading ~
oOOOo
“Kenapa
kau bersembunyi?” pertanyaan itu sukses membuat Kim Jaejoong kaget. Bagaimana
tidak? Ia yang sedang asik bersembunyi di balik rak buku yang menjulang tinggi
di perpustakaan itu, tiba-tiba terdengar suara baritone tepat di telinga kirinya. Tidak salah lagi, Jung Yunho.
“Aku?
Aku tidak bersembunyi, aku sedang membaca buku.” Jawab Jaejoong. Jelas banget
kalau dia sedang berbohong. Buktinya buku yang ia pegang sedang dalam posisi
terbalik. Melihat hal itu membuat Yunho menyeringai.
“Oh,
ayolah, Boo, kau tak pandai berbohong.”
“Aku
tidak bohong,” Jaejoong tetap keukeuh.
Menyadari posisi buku yang ia pegang terbalik, namja berparas cantik itu cepat-cepat membenarkannya. Astaga, ia
malu sekali.
“Tch!”
Yunho mendesah pelan, ia mengambil buku yang di pegang laki-laki bersurai almond pirang itu dengan paksa dan
melemparnya ke sembarang arah. Jaejoong mulai berkeringat dingin. Kebohongannya
pasti sudah di ketahui oleh Yunho, yang bisa ia lakukan adalah diam.
“Katakan,
apa yang mengganjal di hatimu?” Yunho bertanya dengan suara lembut, membuat
siapa saja meleleh ketika mendengarnya termasuk Kim Jaejoong. Laki-laki bermata doe besar itu hanya
menggigit bibir bawahnya, ia malu jika harus mengatakan kebenarannya.
“Tak
ada,” akhirnya hanya itu yang menjadi jawaban. Mendengar itu, laki-laki
berambut brunette –Yunho– hanya bisa
menghela nafas panjang.
“Kau
merahasiakan sesuatu dariku.” Ujar Yunho berat dan dalam. Jaejoong terdiam
mendengar kalimat laki-laki yang baru satu minggu ini menjadi kekasihnya.
Sebenarnya ia ingin sekali mengatakan apa yang mengganjal di hatinya, hanya saja
ia tak ingin membuat Yunho berpikir yang tidak-tidak.
“Aniyo (tidak), aku tak merahasiakan apapun
darimu.” Jaejoong berbohong lagi. Benar kata pepatah, sekali berbohong, pasti
akan lahir kebohongan yang lainnya. Tapi, mau bagaimana lagi? Rasanya namja bermarga Kim benar-benar tidak
tahan melihat kekecewaan di wajah Jung Yunho, jadi ia terpaksa berbohong lagi.
“Sebenarnya
apa yang kau pikirkan?” Yunho bersuara lirih. Ya, apa yang sebenarnya Jaejoong
pikirkan sampai namja itu seperti
ini? Yunho yakin kalau kekasihnya itu menyembunyikan sesuatu.
Yunho
beranjak dari duduknya dan berbalik arah. Ia hendak meninggalkan Jaejoong yang
masih terduduk di tempatnya. Melihat itu, dada Jaejoong bergemuruh sakit.
Bagaimana bisa Yunho bertanya apa yang ia pikirkan jika Yunho sudah tahu jawabannya?
Tentu saja yang Jaejoong pikirkan adalah Yunho. Tak ada yang lain, dan takkan
pernah ada yang lain.
Namja
cantik itu secepat kilat meraih tangan Yunho, menahannya untuk tidak pergi.
“Jangan
pergi, kumohon. Jangan pergi begitu saja.” Lirih Jaejoong sambil menyembunyikan
wajahnya di balik punggung kekasihnya. Laki-laki bersurai brunette itu membalikkan badannya dan langsung mendorong Jaejoong
ke lantai, membuatnya kembali terduduk.
“Kenapa
kau terus menghindariku?!” tanya Yunho sarkastik. Jaejoong memejamkan matanya
ketika tangan besar Yunho mengangkat dagunya. Laki-laki bermata doe besar itu
kembali membuka matanya ketika ia tak mendapati kebiasaan Yunho menciumnya jika
sedang mengangkat dagunya, kali ini Yunho hanya memandangnya dengan wajah tanpa
ekspresi.
“Kau
tahu aku ini adalah laki-laki.” Ujar Jaejoong, ia sudah bertekad untuk berkata
jujur. Apapun resikonya, Yunho harus tahu alasannya menghindari laki-laki itu.
“Lalu?”
entah kenapa mendengar penuturan Jaejoong yang mengatakan bahwa ia adalah
laki-laki membuat dada Yunho terasa nyeri. Yunho takut, yang merasakan jatuh
cinta hanya ia sendiri, yang merasa tidak normal hanya ia sendiri.
“Aku
tak ingin membuatmu malu.”
“Apa
maksudmu?” kali ini namja bemarga
Jung tersebut benar-benar tidak mengerti apa maksud kalimat kekasihnya. Tetapi,
melihat wajah laki-laki yang lebih pendek darinya itu memasang wajah sendu, mau
tak mau membuat Yunho yakin kalau Jaejoong sedang gusar.
“Kau
itu populer di kalangan perempuan, kau bahkan selalu ditawari menjadi model,
aku hanya takut kau malu memiliki kekasih sepertiku. Apalagi kalau fans-mu itu tahu bahwa yang menjadi
kekasihmu adalah seorang laki-laki.”
‘Jadi
itu masalahnya.’
Yunho
tersenyum tipis mendengar penuturan Jaejoong. Kekasihnya ini memang terlalu
polos dan baik hati, ia selalu memikirkan perasaan orang lain tanpa memikirkan
perasaannya sendiri. Yunho merasa beruntung karena telah dipertemukan dengan
Jaejoong, sekalipun gender mereka
sejenis tapi namja itu tak
menyesalinya.
“Kau
ini bicara apa? Memangnya siapa yang suka duluan? Itu kan aku. Seharusnya kau
tak perlu berpikir seperti itu, bagaimanapun dirimu, aku tak pernah malu.”
Tutur Yunho lembut.
“Benarkah?”
tanya Jaejoong antusias. Melihat wajah kekasihnya yang berubah ceria membuat
Yunho ingin melahapnya saat itu juga. Tetapi, ia tahu ini bukan saat yang
tepat, apalagi mereka sedang berada di perpustakaan sekolah.
“Ya,
tentu saja. Aku justru bangga memiliki kekasih sepertimu. Kau lebih cantik
daripada perempuan manapun.” Celetuk Yunho membuat Jaejoong mem-pout-kan bibirnya lucu.
“Jangan
samakan aku dengan perempuan!” Jaejoong pura-pura marah, melihat sifat kekanakan
kekasihnya membuat Yunho tersenyum simpul sambil mengacak-ngacak rambut almond pirang laki-laki di hadapannya
itu.
“Boo,
jangan menghindariku lagi. Aku tidak tahan kalau kau seperti ini.” Namja bermarga Jung itu berujar sambil mengusap-ngusap
lembut pipi kekasihnya. Di perlakukan seperti itu membuat Jaejoong ber-blushing ria.
“I-iya…”
entah kenapa Jaejoong menjadi gugup. Mata doe besarnya menatap mata hitam
kekasihnya, lagi-lagi ia tenggelam dalam mata hitam itu. Namun, meski harus
tenggelam sekalipun ia tetap menikmatinya.
“I love you.” Kata Yunho, namja di hadapannya tersenyum kikuk.
Ternyata selama ini Jaejoong salah menduga. Ia takut jika ia mengatakan yang
sebenarnya maka Yunho akan meninggalkannya, ternyata ketakutannya tak beralasan
sama sekali. Laki-laki itu tetap mencintainya, Yunho tak malu memiliki kekasih
seperti dirinya.
“Apa
yang kau pikirkan tentang diriku? Kenapa kau menyukaiku?” tanya Jaejoong. Dari
dulu, ia penasaran bagaimana bisa seorang seperti Jung Yunho menyukai dirinya.
Padahal ia sama sekali tidak populer dan tidak menarik seperti Yunho, ia hanya
siswa biasa yang terlalu sering menghabiskan waktunya untuk menggambar sketsa.
“Aku
sudah lama memperhatikanmu. Kau selalu baik, kau selalu menolong orang yang
butuh pertolonganmu, kau tak memandang siapapun yang meminta bantuanmu, kau
selalu berusaha membantu orang lain meski kau sendiri butuh bantuan.” Jawabnya
panjang lebar. Jaejoong tercengang mendengarnya, sebaik itukah ia di mata Yunho?
“Selagi
aku mampu, aku akan menolong siapapun.” Ujar Jaejoong sambil memasang
senyumnya.
“Selain
itu, matamu indah. Aku sangat menyukainya.”
Yunho
mendekatkan bibirnya ke arah mata kanan kekasihnya, sebelah mata doe besar itu
terpejam saat bibir Yunho mencium mata itu dengan lembut. Ada sebersit rasa
bahagia yang Jaejoong rasakan. Entah kenapa ia sangat bangga memiliki mata doe
besar yang di sukai Yunho.
“Hmmm,
bagaimana kalau kau bertemu dengan mata yang lebih indah dariku?” tanya namja cantik itu takut-takut. Ia tak
berani membayangkan seandainya Yunho meninggalkannya karena laki-laki itu sudah
memiliki seseorang dengan mata yang lebih indah darinya. Tapi, entah kenapa
bibirnya justru melayangkan pertanyaan yang membuatnya sendiri takut.
“Tak
akan ada yang berubah. Seindah apapun mata orang lain yang kutemui, jika itu
bukan kau, sama sekali tak berarti.” Jawab Yunho. Mendengar itu membuat
Jaejoong tersenyum simpul dengan rona kemarahan yang muncul.
~oOo~
^END^
A/N
Ada yang pernah baca fict ini?
HAHAHA~! Yaaa, ini adalah fict ‘Ritsu’s Trouble’ dalam fandom Sekaiichi
Hatsukoi milikku. Entah kenapa aku lagi pengen bikin versi YunJae-nya xD
Mianhae kalau terkesan nggak kreatif. Ckckck
Yup, memang begini ceritanya. Gaje
gitu dehh wkwkwk
Reviews Reviews reviews?
—KENz—
(28th of April 2013)
00:50 AM
i like this ff
BalasHapus