At The Library
© KENzeira
<— ((WonKyu))
—>
Don’t like? Please leaving the page
-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-x-
-x-x-x-x-
-x-x-
Cho Kyuhyun mengedarkan pandangannya ke bawah sana, di
mana terdapat begitu banyak perempuan yang mengerubungi seorang laki-laki. Layaknya
sebutir gula yang didatangi puluhan semut. Choi Siwon. Siapa yang tidak tahu
seorang sulung Choi? Sosok laki-laki yang begitu tampan, berkharisma, kaya,
atlit basket, dan juga baik hati.
“Kenapa orang itu selalu jadi rebutan? Padahal ia tak
lebih tampan dariku.” Kyuhyun yang berada di lantai dua gedung sekolah mendecih
pelan. Merasa tidak terima dengan keadaan.
Ia menghela napas. Tak ada untungnya ia menguntit atlit
basket itu. Akhirnya ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju ruangan di mana
orang-orang tak boleh membuka suara—perpustakaan. Sebelum—pura-pura—memilih
buku, ia menyapa sekilas seorang librarian
duduk yang anteng di kursinya. Penjaga perpustakaan yang tidak bisa dibilang
tidak cantik, terlebih usianya yang hanya terpaut tiga tahun dari Kyuhyun.
Tentu saja, sebagai pria—atau iblis?—sejati ia
menyumbangkan senyuman seribu watt-nya. Librarian
dengan name tag Victoria Song itu
diam tak berkedip. Bukan karena terpukau atau sejenisnya, melainkan bingung.
Ya, Victoria bingung dengan Kyuhyun yang tiba-tiba tersenyum. Baginya itu
terlihat mengerikan.
“Sudah kubilang aku jauh lebih tampan dari namja Choi itu.” Dengan percaya diri ia
bergumam kecil seraya mengedarkan pandangan demi mendapat tempat yang nyaman
untuk ia duduk dan meminjam buku.
Setelah menemukan tempat yang dirasa cocok, ia
melangkahkan kakinya dan mengambil buku secara asal. Kyuhyun duduk di tembok
pojok, punggungnya ia sandarkan pada tembok. Buku setebal dosa itu ia biarkan
tergeletak di sampingnya—tanpa sedikitpun berniat untuk membuka apalagi
membacanya. Laki-laki itu mengeluarkan sesuatu yang paling ia cintai di dunia
ini dari dalam saku celana sekolahnya.
Kekasih sejatinya—PSP.
Jika kalian bertanya apa gunanya perpustakaan pada
seorang Cho Kyuhyun, maka dengan lantang laki-laki itu akan menjawab ‘sebagai
tempat untuk bermain game.’ Ia
menyukai perpustakaan karena dinilai sebagai tempat yang paling cocok untuknya
berkencan dengan PSP. Ia tidak suka bermain game
di kelas mengingat kelasnya sangat berisik—terlebih ada Changmin di sana. Laki-laki
bermarga Shim yang mengaku memiliki wajah baby
face itu selalu merengek agar diberi pinjam PSP kesayangannya.
Hey, seorang Cho Kyuhyun tidak akan pernah rela ‘kekasih
sejati’nya disentuh oleh orang lain.
“Aaaargh!” ia tak sengaja berteriak kala mobil dalam
permainannya menabrak pembatas jalan. Untunglah perpustakaan bukan tempat
favorit siswa-siswi di sekolah ini. Jadi, hanya satu atau tiga orang yang
berkunjung. Tak masalah apabila Kyuhyun berteriak lagi—mungkin.
Kyuhyun tahu ada sesosok manusia yang melangkah
mendekatinya. Terdengar dari derap langkah kaki yang semakin dekat dengannya.
Ia tidak memerdulikan itu, ia tetap memfokuskan sepasang mata obsidiannya pada
layar PSP.
“Kau Cho Kyuhyun?” dari suaranya Kyuhyun tahu bahwa sosok
manusia itu bergender laki-laki.
“Mm-hmm.” Ia menjawab tanpa mengalihkan pandangan.
“Ayahku adalah teman relasi bisnis ayahmu. Mereka
bersahabat sejak duduk di bangku SMP.” Laki-laki itu berceloteh.
Tidak penting. Kyuhyun membatin.
“Aku Choi Siwon.”
Game over.
Mendadak tangan Kyuhyun tidak bergerak. Tak ia pedulikan
permainannya berakhir kalah. Perlahan ia mendongkakkan wajahnya. Dan Siwon yang
beberapa menit lalu ia rendahkan ada di hadapannya. Bibir jokernya membentuk
sebuah senyuman dan matanya terfokus memandang Kyuhyun.
Tampan. Laki-laki bermarga Cho itu
tak sengaja bergumam dalam hatinya. Namun sejurus kemudian ia
menggeleng-gelengkan kepalanya, berharap gumaman kecil dalam batinnya bisa terhapuskan.
Siwon mengibas-ngibaskan kedua tangannya di depan wajah
Kyuhyun. Berharap laki-laki yang lebih muda darinya itu tersadar dari
lamunannya. “Are you okay?”
“Uhh—gwaenchana.
I’m okay.” Entah kenapa ia menjawab dengan sedikit gugup.
“Kudengar kau tidak pulang kemarin. Ayahmu sangat
khawatir sampai ia menelepon ayahku dan bertanya tentang keberadaanmu.” Siwon
membuka topik pembicaraan.
“Eh?” sepertinya koneksi dalam kepala Kyuhyun sedang
lambat.
“Kau menginap di mana?”
“Aku? Aku menginap di rumah Changmin, temanku yang
sama-sama gila game.” Setelah
mengatakan itu, Kyuhyun merutuk dalam hati. Gila game? Hey! Itu bukanlah suatu kebanggaan yang harus diumbar.
“Kenapa kau tidak pulang? Kau ada masalah?”
Kali ini Kyuhyun terdiam. Ya. Dia sedang ada masalah
dengan ayahnya. Masalah yang sangat-sangat sepele. Mau tahu? Ia marah pada
ayahnya yang tidak mengizinkannya berkencan dengan PSP. Ayahnya sangat ingin Kyuhyun
menjadi laki-laki yang rajin belajar—tak peduli sekalipun sudah pandai.
“Ah, aku—aku hanya ingin menginap. Itu saja,” jawabnya
berbohong.
Siwon tersenyum. Ia tahu laki-laki yang ada di hadapannya
itu sedang berbohong. Bagaimana tidak? Hampir setiap hari ayahnya mencekoki
dirinya mengenai kebiasaan putra bungsu keluarga Cho itu. Alasannya hanya Siwon
dan keluarganya yang tahu.
“Menginap atau… marah karena tidak diizinkan bermain
PSP?” Siwon langsung menembak. Dan laki-laki yang begitu tampan itu ingin
tertawa saat melihat wajah Kyuhyun yang melongo tak percaya.
“Bagaimana…”
“Ayahmu yang menceritakan itu. Uhm—apa kau tahu, Kyu?
Sudah lama ini aku memerhatikanmu.”
“Aku juga.” Kyuhyun bergumam tanpa sengaja. Ia segera
menutup mulutnya dengan tangan kanan sambil tak hentinya merutuk dalam hati.
“Benarkah? Jadi kau sudah tahu soal perjodohan konyol
itu? Padahal ayahku bilang kau akan diberi tahu setelah kau kelas tiga SMA.”
Siwon berkata diakhiri senyum.
Kyuhyun terdiam beberapa detik. Mencerna maksud dari
perkataan laki-laki di depannya. Perjodohan konyol? Ia bahkan baru mendengar
itu. Tak lama setelah itu, Kyuhyun menggeleng-gelengkan kepalanya lucu.
“Aku tidak tahu,” ujarnya polos.
Giliran Siwon yang terdiam. Laki-laki itu menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal.
“Beritahu aku.” Kyuhyun meminta dengan raut wajah yang
err… penasaran—mungkin?
“Begini… jadi, kau dan aku akan dijodohkan. Mungkin
memang terdengar konyol, aku pun menganggap ayah bercanda soal ini. Aku
laki-laki begitupun kau. Bagaimana bisa aku dan kau dijodohkan? Asihh… ini
sulit diterima akal. Bahkan ibuku sudah mewanti-wanti agar aku tidak jatuh
cinta pada perempuan.” Siwon berceloteh panjang lebar.
“Oh, begitu?” Kyuhyun hanya merespon pendek seolah itu
bukan hal yang penting untuknya.
Siwon mengangguk. “Ne,
begitu.”
“Begitu? Perjodohan, ya? Kau dan aku? Sama-sama
laki-laki. Hmmm…” ia bergumam tidak jelas. Detik berikutnya sepasang matanya
sukses melebar sempurna. “WUAPAHH?!”
Laki-laki bermarga Choi itu sampai harus menutup telinganya
mendengar teriakan heroik dari Kyuhyun. Jadi dia baru koneksi? Oh, my god.
“Kau tidak harus berteriak, ‘kan?” desis Siwon.
“Astaga, hey, Choi Siwon-ssi, mungkin saja orang yang kau maksud bukan aku, tapi Cho Ahra
kakak perempuanku. Ini tidak bisa dipercaya.” Kyuhyun menggeleng-gelengkan
kepala kuat-kuat.
“Bukankah Cho Ahra sudah menikah?”
Gotcha! Laki-laki
berambut ikal itu terdiam. Benar. Kakak perempuannya sudah menikah.
Satu-satunya anggota keluarga Cho yang belum menikah adalah dirinya. Kecuali
kalau anjing peliharaannya ikut dihitung.
Siwon mengacak rambut Kyuhyun pelan. Sambil tersenyum ia
berkata, “Kau tenang saja. Semuanya akan baik-baik saja. Tak ada yang perlu kau
khawatirkan.”
Kyuhyun termenung. Tak ada yang perlu dikhawatirkan?
Kenapa tak ada yang perlu dikhawatirkan? Laki-laki itu mengerjap-ngerjapkan
matanya.
“Jika kau merasa tak nyaman, aku bisa menjadi hyung yang baik untukmu, atau sahabat
yang selalu ada untukmu. Pernikahan masih sangat lama. Sekalipun kita benar-benar
menikah suatu hari nanti, aku tak akan memaksamu melakukan apa yang kumau. Kau
bebas atas hidupmu.” Siwon mencoba membuat Kyuhyun nyaman dengan kalimatnya. Ia
tak ingin bungsu Cho itu merasa geli dan jijik padanya.
“Kau janji? Bagaimana kalau aku meminta satu hal padamu?”
Kyuhyun mencoba bernegoisasi—mencari keuntungan yang mungkin bisa ia dapatkan.
“Tentu.”
“Jangan pernah meladeni perempuan-perempuan menyebalkan
itu. Jika kau mulai dikerubungi, sebisa mungkin kau menghindar. Bagaimana?”
Siwon berpikir sejenak sebelum mengangguk mantap. Kyuhyun
tersenyum senang. Ia akan menggantikan kepopuleran Choi Siwon di sekolah ini.
Ia akan dikerubungi banyak perempuan cantik. Ia akan mengejek cermin ajaib yang
mengatakan bahwa ia tak setampan Siwon. Pemikiran nista terus bermunculan di
kepalanya.
“Aku juga memiliki satu permintaan.”
Kyuhyun memanyunkan bibirnya. “Apa?” tanyanya dengan
wajah sebal—seolah tidak ikhlas Siwon meminta sesuatu hal padanya.
“Aku memintamu menjadi pengganti perempuan-perempuan itu.
Kau harus membawakanku makan siang, menonton pertandinganku di pinggir
lapangan, memberikan—“
“Yaa! Apa-apaan itu?!”
Siwon tertawa melihat ekspresi Kyuhyun yang menurutnya
menggemaskan. Ia mengacak-ngacak lagi rambut ikal itu seraya tersenyum manis. Kyuhyun
hanya bisa terdiam menikmatinya. Sepasang mata obsidian miliknya terarah pada
mata Siwon yeng entah kenapa terlihat indah saat itu. Seketika itu juga
perasaan hangat menjalari seluruh tubuhnya.
Jantungnya berpacu lebih cepat. Ada apa ini?
Kyuhyun memegang dada kirinya di mana terdapat jantung di
sana. Detakannya sangat keras. Ia mencoba sebisa mungkin menutupi suara
jantungnya dengan menutupinya menggunakan telapak tangan. Konyol memang, namun
ia tak ingin Siwon mendengarnya.
Lagi-lagi Siwon tersenyum hangat.
Kyuhyun merutuk dalam hati. Bagaimana bisa di saat
seperti ini ia malah berdebar? Jangan lupakan semburat kemerahan yang mungkin
saja muncul dengan tidak elit di kedua pipinya. Menyebalkan.
Dan bagaimana bisa ia mengabaikan PSP kesayangannya?
Biasanya ia acuh tak acuh dengan lawan bicaranya apabila ia sedang bermain game. Si cantik itu—PSP—justru
tergeletak tak berdaya di atas buku setebal dosa.
“Aku rasa semuanya memang akan baik-baik saja.” Tanpa
sadar Kyuhyun mengatakan itu. Mendengar hal itu tentu saja membuat senyuman
Siwon lebih lebar dua kali lipat dari sebelumnya.
Siwon
sudah tenang sekarang. Ketakutan dalam hidupnya sudah teratasi. Siwon takut
Kyuhyun akan mencoba menghentikan semuanya habis-habisan. Ia takut laki-laki
bermarga Cho itu menghinanya, terlebih jika Kyuhyun merasa jijik padanya.
Perjodohan konyol kelewat gila.
Siapa peduli?
Dan perpustakaan itu menjadi saksi bisu bertemunya kedua
bibir laki-laki yang bahkan baru mengobrol pertama kalinya itu. Tak mereka
pedulikan sang librarian yang kini
tengah lelap di atas meja. Cinta pada pandangan pertama? Tidak. Setidaknya
Siwon memang sudah menyukai Kyuhyun sebelumnya.
—END—
Aku seorang YJS yang lagi demam WKS
(?) wkwkwk Perlu waktu berhari-hari untuk berpikir akan mempublis FF abal ini
atau tidak—mengingat plotnya berantakan. Tapi bukan KENzeira namanya kalau
nggak keras kepala. Dengan nekat aku mempublishnya, tak peduli idenya pasaran
atau aneh sekalipun. :D
Tidak
menerima bashing characters. Kalo mau bashing WonKyu, berarti anda bego. Kan udah dibilangin DON’T LIKE
DON’T READ. Simple as that. Aku cinta damai kok :) dan aku juga mencintai
berbagai crack pairing maupun couple asli. ^^
Salam kenal,
—KENz—
wah kerennnnn banget nih ff a
BalasHapusaku suka banget .....^_^
i like your writing style,go wonkyu<3
BalasHapus<3 so sweet... Aih <3
BalasHapusKkkk~ kyu gak bisa gantiin siwon .. yang ada kyu jadi tawanan siwon hihihihi
BalasHapus